aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

5 Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah yang Harus dipahami

Karya Ilmiah, Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah

Kaidah kebahasaan dalam karya ilmiah perlu dipahami dan dimengerti agar karya yang dihasilkan sesuai dengan prosedur sesungguhnya.

Karya ilmiah sendiri merupakan suatu karya tulis yang dihasilkan dengan menerapkan konvensi ilmiah. Karya ilmiah ditulis dengan memperhatikan aspek bahasa dan teknik penulisan.

Karya ilmiah mempunyai aturan atau kaidah bahasa tersendiri.

Pada artikel kali ini kita akan fokus membahas kaidah kebahasaan karya ilmiah.

Mari kita mulai...

Impersonal

Penulisan kata ganti dalam karya ilmiah tidak boleh menggunakan kata ganti "saya" atau "kami", kata ganti yang diperbolehkan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, seperti adalah "penulis" atau "peneliti".

Alasan yang mendasar hal tersebut adalah karena dalam karya ilmiah yang dipentingkan adalah objeknya, bukan subjeknya.

Menggunakan Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya sesudah predikat, atau kalimat yang subjeknya dikenai suatu aktivitas atau kegiatan.


Ciri-ciri kalimat pasif adalah:
  • Subjeknya sebagai penderita
  • Predikatnya berimbuhan dengan di- ter- atau ter-kan
  • Predikatnya berupa persona atau kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan.
Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kalimat pasif.
1. Jika subjek kalimat aktif menggunakan kata ganti orang ke-1 dan ke-2, maka cara mengubah kalimat kalimat pasif adalah dengan meletakkan kata ganti di depan kata kerja dan kata kerja tanpa awalan di-.
  • Peneliti melakukan wawancara yang mendukung observasi di Pasar Minggu (Kalimat Aktif)
  • Wawancara yang mendukung observasi peneliti lakukan di Pasar Minggu (Kalimat Pasif)
2. Jika subjek kalimat aktif menggunakan kata ganti orang ke-3, maka cara mengubah kalimat pasif adalah dengan mengubah objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif dan kata kerja ditambah di- atau di-kan
  • Responden menjawab pertanyaan wawancara dilakukan peneliti (Kalimat Aktif)
  • Pertanyaan wawancara yang dilakukan peneliti dijawab oleh responden (Kalimat Pasif)

Menggunakan Bahasa Reproduktif

Selanjutnya kaidah kebahasaan dalam karya ilmiah adalah penulisan informasi yang disampaikan peneliti diharapkan dapat dipahami dengan makna yang sama oleh pembaca.

Artinya, isi yang terdapat dalam karya ilmiah harus menggunakan bahasa yang lugas serta tidak ambigu (bermakna ganda) agar pembaca dapat memahami dengan mudah isi yang ingin disampaikan oleh peneliti.

Menggunakan Bahasa Denotatif

Menurut KBBI, denotasi merupakan maka kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif.

Secara sederhana denotasi merupakan kalimat yang merujuk pada arti yang sebenarnya.

Adapun ciri-ciri dari kalimat denotasi adalah sebagai berikut:
  1. Makna kata sesuai dengan yang ada
  2. Makna kata sesuai dengan hasil observasi
  3. Makna yang menunjukkan langsung pada acuan
Contoh kalimat denotasi, yaitu:
  • Olahraga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan tubuh
  • Membaca setiap hari dapat menambah wawasan
  • Sepeda motor perlu diisi bahan bakar agar bisa digunakan

Menggunakan Kata Baku

Kata baku merupakan kata yang sesuai dengan pedoman atau kaidah dalam bahasa Indonesia yang telah ditentukan.

Kata baku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Mempunyai arti yang tidak rancu
  • Tidak terpengaruh oleh bahasa asing
  • Tidak terpengaruh oleh bahasa daerah
  • Jarang digunakan untuk bahasa percakapan sehari-hari
  • Mempunyai minimal subjek dan predikat
  • Tidak mengandung arti pleonasme
  • Sesuai dengan konteks di kalimat
Berikut adalah contoh kata baku:
  1. Apotek
  2. Asyik
  3. Atlet
  4. Balig
  5. Berpikir
  6. Cengkih
  7. Cokelat
  8. Genius
  9. Hektare
  10. Ijazah
Semoga bermanfaat!
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar