aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

Kumpulan Puisi Habibie untuk Ainun

Puisi Habibie, Puisi Habibie untuk Ainun, Kumpulan Puisi Habibie untuk Ainun

Prof. Dr. Ing. H. Bacharudiin Jusuf Habibie atau biasa dikenal dengan B. J. Habibie menikah dengan Ainun pada 12 Mei 1962. 

Beliau dikenal tidak hanya sebagai orang yang cerdas tetapi juga romantis. 

Hal tersebut dibuktikan dengan puisi-puisi yang dibuat, entah pada saat Ainun masih hidup atau sudah tiada.

Puisi merupakan kumpulan diksi yang dirangkai sedemikian rupa agar tidak hanya sekedar kata tetapi juga punya makna.

Langsung saja, ini adalah 4 puisi pak Habibie untuk Ainun.

Seribu

Sudah seribu hari Ainun pindah ke dimensi dan keadaan berbeda
Lingkunganmu, kemampuanmu dan kebutuhanmu pula berbeda
Karena cinta murni, suci, sejati, sempurna dan abadi tak berbeda
Kita tetap manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa
Ragamu di Taman Pahlawan bersama para Pahlawan Bangsa lainnya
Jiwa, roh, batin dan nuranimu telah menyatu denganku
Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun
Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa
Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada tiap insan kehidupan di mana pun
Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan kehendak-Mu Allah
Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa dan budaya kami
Yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi sepanjang masa
Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari cinta kami
Perekat kami menyatu, menunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami
Di manapun dalam keadaan apapun kami tetap tak terpisahkan lagi
Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun, sampai akhirat!
Bacharuddin Jusuf Habibie

Ainun

Hari ini,
tepat 50 tahun dan 8 menit yang lalu, kita bertatap muka
Tanpa direncanakan mata kita bertemu, bagaikan kilat menyambar
memukau, memesona 'Getaran Cinta', bagian dari 'Getaran Jiwa'
Alunan getaran yang tinggi, berirama denyutan jantung dan tarikan nafas
Tak terkendali mengkalbui diri kita sepanjang masa sampai akhirat Sekarang,
50 tahun dan 8 menit kemudian, berkunjung ke Taman Makam Pahlawan
Tempat peristirahatan ragamu, getaran cinta dan getaran jiwa kita telah menyatu
Memukau, memesona berirama denyutan jatung dan tarikan nafas yang tinggi
Memanjatkan doa kepada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa telah memanunggalkan kita
Karena cinta kita paling suci, murni, sejati,
sempurna dan abadi sampai akhirat
Bacharuddin Jusuf Habibie

Untuk Ainun 

Tepat jam sepuluh pagi, lima puluh tahun yang lalu
Dengan ucapan Bismillahhirrahmaanirrahim, saya melangkah
Bertemu yang dilahirkan untuk saya dan saya untuk Ainun
Alunan budaya Jawa bernafaskan Islam, menjadikan kita suami isteri
Melalui pasang surut kehidupan, penuh dengan kenangan manis
Membangun keluarga sejahtera, damai dan tentram, keluarga sakinah
Tepat jam 10 pagi lima puluh tahun kemudian, di Taman Makam Pahlawan
Setelah membacakan tahlil bersama mereka yang menyayangimu
Saya panjatkan doa untukmu, selalu dalam lindungan-Nya dan bimbingan-Nya
Bersyukur pada Allah SWT yang telah melindungi dan mengilhami kita
Mengatasi tantangan badai kehidupan, berlayar ke akhirat dalam dimensi apa saja
Sekarang sudah 50 tahun berlalu, selalu menyatu dan tetap menyatu sampai akhirat
Bacharuddin Jusuf Habibie

Nelangsa Setengah Mati

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku
Bacharuddin Jusuf Habibie


Semoga bermanfaat! 

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar