aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

Sejarah Konflik yang Terjadi di Afrika

sejarah konflik di benua afrika

Sebagaian besar negara di Afrika dulunya merupakan koloni-koloni negara Eropa.

Pendudukan bangsa Eropa di Afrika cenderung merendahkan etnik Negro yang menjadi penduduk asli Afrika. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu konflik di Afrika.

Meskipun demikian, pergolakan di Afrika juga dilatarbelakangi oleh kesadaran rakyat Afrika akan bobroknya pemerintahan di negara mereka.

Berikut ini sejarah konflik yang pernah melanda benua afrika, mulai dari krisis politik Mesir, krisis Tunisia, dan konflik di Libia  


1. Krisis Politik di Mesir

Krisis politik Mesir terjadi pada tahun 2012 setelah Muhammad Mursi terpilih sebagai Presiden Mesir. Muhammad Mursi dipilih secara demokratis dalam pemilihan umum pada bulan Juni 2012.

Pada tanggal 22 November 2012 Presiden Muhammad Mursi mengeluarkan dekret yang membatasi kekuasaan kehakiman.

Dekret Presiden tersebut menyebabkan konflik antara pihak oposisi sekuler yang kalah pada pemilu dan kelompok Ikhwanul Muslimin (Pendukung Muhammad Mursi).

Setelah satu tahun memimpin Mesir, ketegangan antara kedua kelompok ini semakin memanas. Kelompok oposisi menganggap pemerintahan Mursi hanya untuk kelompok Ikhwanul Muslimin.

Selain itu, kelompok oposisi dan masyarakat sipil merasa konstitusi yang disusun oleh pemerintahan Mursi membatasi gerak Masyarakat sipil.

Akibatnya, pada tanggal 31 Juli 2013 Presiden Mursi dikudeta oleh Jendral Abdel Fatah Al Sisi, Panglima Angkatan Bersenjata Mesir.


2. Krisis di Tunisia

Krisis di Tunisia merupakan dampak fenomena Arab Spring yang menentang rezim pemerintahan diktator. 

Krisis di Tunisia terjadi karena keinginan rakyat Tunisia menentang pemerintahan diktator Presiden Zine Al Abidin Ben Ali.

Pemerintahan diktator adalah pemerintahan yang memerintah secara otoriter dan menindas rakyatnya.


Presiden Zine Al Abidin Ben Ali menjalankan pemerintahan diktator di Tunisia sejak tahun 1987. Setelah 23 tahun berkuasa, rakyat Tunisia berjuang menggulingkan pemerintahan diktator.

Setelah berhasil menggulingkan pemerintahan presiden Zine Al Abidin Ben Ali, rakyat Tunisia kemudian membentuk Majelis Nasional sebagai lembaga pemerintahan yang baru.


3. Konflik di Libya  

Konflik di Libya berkaitan erat dengan rezim diktator yang dipimpin Presiden Muamar Khadafi.

Presiden Muamar Khadafi merupakan pemimpin Libya sejak tahun 1969 setelah berhasil menggulingkan pemerintahan Raja Idris melalui kudeta militer.

Setelah menjabat sebagai Presiden, Muamar Khadafi membentuk Libya sebagai negara sosialis yang anti Amerika Serikat.

Pada tahun 2011 terjadi perang sipil di Libya. Perang sipil di Libya merupakan konflik antara tentara yang pro pemerintahan Khadafi dan masyarakat Libya yang anti rezim Khadafi.

Perang sipil di Libya diawali demonstrasi damai yang dilakukan masyarakat Libya pada tanggal 15 Februari 2011. Demonstrasi tersebut kemudian direspon dengan aksi militer oleh pasukan Khadafi.

Dewan Keamanan PBB menindaklanjuti konflik di Libya dengan mengirim pasukan perdamaian. Pada tanggal 19 Maret 2011 dimulailah serangan koalisi yang dipimpin NATO.

Uni Eropa sepakat untuk memberlakukan embargo senjata atas Libya. Kondisi tersebut membuat rezim Muamar Khadafi melemah.

Akhirnya, pada tanggal 20 Oktober 2011, Muamar Khadafi berhasil ditangkap pasukan oposisi dan meninggal dalam perjalanan.

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar