aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu untuk pertama kalinya mendarat di wilayah Republik Indonesia. Kedatangan tentara Sekutu ini untuk melucuti tentara Jepang dan mengurus tawanan perang.

Pada awalnya, rakyat Indonesia menyambut baik kedatangan tentara Sekutu. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa ternyata tentara Sekutu membawa pasukan NICA yang hendak menegakkan kembali kekuasaan kolonial, Indonesia berubah.

Oleh karena itu, muncul perlawanan rakyat yang berkembang menjadi pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

1. Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya berawal ketika tentara Sekutu (AFNEI) mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Kedatangan tentara Sekutu ke Surabaya bertujuan untuk melucuti serdadu Jepang dan menyelamatkan para interniran Sekutu. Dalam perkembangannya justru timbul bentrokan antara Sekutu dan para pejuang hingga mengakibatkan Brigadir Jendral A.W.S Mallaby terbunuh.

Terbunuhnya Mallaby menimbulkan kemarahan Inggris. Selanjutnya, pada tanggal 9 November 1945 Sekutu mengultimatum rakyat Surabaya agar menyerahkan senjata pada Sekutu.

Ultimatum tersebut ditolak oleh rakyat Surabaya. Akhirnya, pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran besar antara rakyat Surabaya melawan pasukan Sekutu. Inggris menggempur Surabaya selama beberapa minggu hingga awal bulan Desember 1945.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

2. Pertempuran Ambarawa

Pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu tiba di Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jendral Bethel. Kedatangan tersebut semula disambut dengan baik oleh pemerintah Jawa Tengah.

Dalam perkembangannya pasukan sekutu justru membebaskan para interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa kemudian mempersenjatai para tawanan tersebut. Kejadian ini menimbulkan kemarahan para pejuang Indonesia.

Pada tanggal 6 Oktober 1945 para pejuang mulai mengepung tangsi-tangsi Sekutu di Magelang seperti di Tuguran, Susteran, dan Hotel Montagne. Selanjutnya, pada tanggal 20 November 1945 pecah antara TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan tentara Sekutu yang tepusat di Ambarawa.

Di Ambarawa pasukan Sekutu berhasil dikebung oleh TKR di bawah pimpinan Kolonel Soedirman. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Akhirnya, pada tanggal 15 Desember 1945 Sekutu meninggalkan Ambarawa menuju Semarang.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

3. Pertempuran Medan Area

Pertempuran rakyat Medan melawan Sekutu disebut dengan pertempuran Medan Area. Pada tanggal 9 Oktober 1945 di bawah pimpinan Brigjen T.E.D Kelly.

Pada awal kedatangannya tentara Skutu disambut baik oleh rakyat Medan karena mereka bertugas melucuti tentara Jepang. Namun, sikap congkak tentara NICA yang membonceng pasukan sekutu justru memancing insiden dengan pemuda setempat.

Insiden tersebut dipicu oleh tindakan seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda setempat. Akibatnya, para pemuda yang tidak menerima perlakuan tersebut melakukan serangan.

Permusuhan antara Sekutu yang diboncengi NICA dan rakyat semakin meluas. pada tanggal 1 Desember 1945 Sekuti memasang papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota. Sejak saat itu bentrokan antara para pemuda dan NICA menjalar ke seluruh Kota Medan.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

4. Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api dawali kedatangan Sekutu beserta tentara NICA di Kota Bandung pada bulan Oktober 1945. Tentara Sekutu beserta tentara NICA kemudian menempati wilayah Bandung.

Selanjutnya, pada tanggal 23 Maret 1946, Sekutu memberi ultimatum kepada rakyat Bandung agar menggosongkan kota Bandung Selatan. Ultimatum tersebut dijawab oleh masyarakat Bandung dengan membumihanguskan Kota Bandung Selatan.

Pembumihangusan Kota Bandung sesuai instruksi Panglima Divisi III TRI, Kolonel Abdul Haris Nasution. Tujuan membumihanguskan Kota Bandung agar Sekutu tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di Kota Bandung.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

5. Pertempuran Margarana 

Belanda datang di pulau Bali pada tanggal 2-3 Maret 1946. Kedatangan Belanda bertujuan membentuk negara boneka di wilayah Indonesia Timur. Upaya Belanda tersebut ditentang oleh I Gusti Ngurah Rai, komandan TKR untuk resimen Sunda Kecil.

Pada tanggal 18 November 1946 Ngurah Rai mulai menyerang Belanda. Peristiwa ini membuat Belanda menggunakan seluruh kekuatannya yang ada di Bali dan Lombok untuk membalas aksi Ngurah Rai.

Akhirnya, pada tanggal 20 November 1946 terjadi pertempuran besar-besaran antara pasukan Belanda dan pasukan I Gusti Ngurah Rai di Margarana.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

6. Agresi Militer Belanda I

Agresi Militer Belanda terjadi pada tanggal 21 Juli 1947. Belanda menyambut Agresi Milter I sebagai Aksi Polisionil. Tujuannya untuk menguasai tanah-tanah subur, pertambangan minyak, sekaligus mempersempit wilayah kekuasaan Republik Indonesia.

Dalam Agresi Militer I, Belanda berhasil menguasai sejumlah kota dan jalan utama di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura. Belanda juga berhasil merebut sejumlah daerah bernilai ekonomis di Sumatra.

Agresi Militer Belanda I gagal menghancurkan TNI. PBB bahkan mengecam agresi militer Belanda karena Belanda dianggap menyerang wilayah yang telah diakui secara de facto dalam perundingan Linggarjati.

Oleh karena itu, PBB agar Belanda dan Indonesia melakukan gencatan senjata dan kembali mengadakan perundingan.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

7. Agresi Militer Belanda II

Agresi Militer Belanda II terjadi pada tanggal 19 Desember 1948. Belanda melancarkan Agresi Militer II dengan tujuan menyingkirkan pemerintah Republik Indonesia di Yogjakarta, menghancurkan TNI, serta merebut daerah di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra yang belum di duduki Belanda.

Dalam Agresi Militer Belanda II, Belanda berhasil menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan sebagaian besar menteri Republik Indonesia.

Para pemimpin Republik Indonesia kemudian diasingkan ke Pulau Bangka. Penangkapan tersebut meyakinkan Belanda bahwa mereka telah berhasil menghansurkan Republik Indonesia.

Asumsi Belanda tersebut ternyata keliru. Sebelum tertangkap Belanda, Presiden Soekarno sempat mengirim telegram ke Bukit Tinggi dan menugasi Mr. Sjafruddin Prawiranegara membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi.

Pada saat yang sama, Menlu Agus Salim mengirim telegram kepada A.A. Maramis agar membentuk pemerintahan darurat di India jika Sjafruddin Prawiranegara gagal.

7 Pertempuran Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

Semoga Bermanfaat!


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar