Agama Islam telah mengatur semua kehidupan di dunia ini dengan sangat baik dan terorganisir. Tidak ada satu hal pun yang terlepas dari roda peraturan-Nya.
Termasuk dalam ilmu pengetahuan.
Semua yang kita lakukan akan terlaksana dengan baik kalau kita tidak asal-asalan dan merencanakan segala sesuatu dengan matang. Ilmu yang mengatur atau mengelola itu disebut Manajemen.
Manajemen sendiri berasal dari kata to manage yang mempunyai arti mengelola atau mengatur.
Manajemen merupakan proses untuk mewujudkan tujuan atau keinginan yang ingin dicapai.
Menurut Robbin Stephen S. & Cotller Marry, manajemen adalah proses pengoordinasi kegiatan-kegiatan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain.
Roobin Stephen juga mengemukakan bahwa dalam ilmu manajemen ada tiga manajer, yaitu:
1. Manajer line pertama, manajer pada tingkatan paling rendah dalam organisasi yang bertugas untuk mengelola pekerjaan karyawan non-manajerial, yang terlibat dalam produksi dan menciptakan produk perusahaan atau organisasi.
2. Manajer menengah, merupakan manajer yang berada diantara manajer line pertama dan manajer puncak yang bertugas mengelola pekerjaan manajer line pertama.
3. Manajer puncak, merupakan manajer yang bertanggung jawab membuat keputusan dalam organisasi dan menyusun rencana perusahaan.
Menurut KBBI, Manajer adalah orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama diantara berbagai kelompok untuk mencapai sasaran.
Dalam Islam, atau manajemen syariah tidak jauh berbeda dengan manajemen pada umumnya.
Manajemen syariah adalah proses mengelola sumber daya sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
Sehingga akan terhindar dari hal yang haram dan akan melakukan tindakan sesuai dengan syariat Islam.
Manajemen syariah sudah ada sejak zaman nabi Adam dan masih ada hingga sekarang.
Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa peristiwa.
1. Pada zaman Nabi Adam
Terdapat aturan dalam memilih pasangan. Aturannya adalah AB harus menikah dengan DC. Tapi ternyata aturan itu dilangar dan terjadi kasus pembunuhan Habil.
Padahal aturan tersebut dibuat agar tercipta kehidupan yang aman dan damai.
2. Pada zaman Nabi Nuh
Nabi Nuh mempunyai manajemen yang baik dalam berdakwah. Melakukan dakwah dengan cara yang lembut dan sejuk meskipun dakwahnya ditolak beberapa kali.
3. Pada zaman Nabi Yusuf
Nabi Yusuf mempunyai cara untuk mengatur agar tidak terjadi paceklik dengan cara tidak menghabiskan makanan pada saat sedang melimpah.
Nabi Yusuf mengantisipasi dengan cara menyimpannya terlebih dahulu agar pada saat musim paceklik tidak terjadi kelaparan.
4. Pada zaman Nabi Muhammad
Nabi Muhammad merupakan sosok pemimpin sekaligus manajer yang handal. Hal tersebut dibuktikan dengan pemilihan Umar bin Khattab dan Abu Bakar Ash-shiddiq sebagai negarawan karena memang ahli dibidangnya.
Manajer yang baik mampu menerapkan seseorang sesuai dengan posisi keahliannya.
Semoga bermanfaat