aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

9 Macam Rasio Profitabilitas: Pengertian, Fungsi dan Rumus

Rasio Profitabilitas

Suatu perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan secara terus menerus guna menjaga keberlangsungan usaha.

Dalam perusahaan terdapat rasio keuangan yang dapat digunakan oleh manajer sebagai bahan evaluasi dan menganalisis perusahaan.

Terdapat 4 jenis rasio,

1. Rasio aktivitas
2. Rasio likuiditas
3. Rasio solvabilitas
4. Rasio profitabilitas.

Pada artikel kali ini kami akan membahas mengenai rasio profitabilitas.

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita kenalan dulu dengan rasio profitabilitas ini.

Menurut Bank Indonesia, rasio profitabilitas adalah indikator perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

Sedangkan menurut Kasmir, rasio profitabilitas merupakan perbandingan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit.

Secara sederhana, rasio profitabilitas dapat diartikan sebagai rasio yang mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan.

Ada berbagai macam rasio profitabilitas.

Macam-macam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:


1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Pengertian Gross Profit Margin
Secara sederhana, gross profit adalah laba kotor.

Mengapa disebut dengan laba kotor?

Karena dalam perhitungan laba ini baru dikurangi dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Belum dikurangi dengan biaya lain-lain, misalnya biaya gaji karyawan atau biaya pajak.

Sehingga margin laba kotor ini menghitung berapa keuntungan kotor yang didapat oleh perusahan.

Fungsi Gross Profit Margin

1. Membantu mengetahui efisiensi perusahaan dalam memproduksi dan juga menghasilkan laba
2. Membantu mengetahui kondisi kesehatan perusahaan.

Rumus Gross Profit Margin

Rumus gross profit margin adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rumus perhitungan untuk margin laba kotor cukup mudah, hanya dengan mengurangi jumlah pendapatan dengan harga pokok penjualan.

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Pengertian Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio profitabilitas yang menghitung laba bersih perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Pengertian net profit margin adalah tingkat keuntungan perusahaan dari hasil penjualan setalah dikurangi dengan berbagai biaya, seperti biaya operasional, biaya gaji, biaya pajak dan lain sebagainya.

Sehingga, dapat diketahui keuntungan bersih perusahaan.

Fungsi Net Profit Margin

1. Memberi gambaran mengenai stabilitas keuangan perusahaan. Semakin tinggi NPM maka semakin stabil kondisi keuangan perusahaan.
2. Memberi gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam mengubah penjualan menjadi laba.

Rumus Net Profit Margin

Rumus margin laba bersih adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin = Laba Bersih/Total Pendapatan x 100

3. Return on Assets Ratio (Rasio Pengembalian Aset)

Pengertian Return on Assets Ratio

Menurur Kasmir, ROA atau Return on Assets adalah rasio yang menilai hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

ROA dapat menunjukkan hasil dari semua aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam bahasa Indonesia, ROA disebut dengan Tingkat Pengembalian Aset, yang artinya kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan sehubungan dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset.

Fungsi Return on Assets Ratio

1. Dapat digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam mengelola aset sesuai dengan kebutuhan.
2. Dapat digunakan sebagai indikator apakah perusahaan dapat memanfaatkan aset guna mendapatkan keuntungan atau tidak.

Rumus Return on Assets Ratio

ROA memiliki rumus sebagai berikut:
Return on Assets = Pendapatan Bersih / Total Aset

4. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)

Pengertian Return on Equity Ratio

Menurut Brigham dan Houston, ROE adalah rasio bersih terhadap ekuitas biasa yang dapat berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian investasi dari pemegang saham biasa.

Artinya, return on equity merupakan rasio yang dapat digunakan seberapa besar perusahaan memberikan laba bersih kepada investor atau pemegang sahamnya.

Fungsi Return on Equity Ratio

1. Membantu investor dalam mengambil kesimpulan dan keputusan mengenai profitabilitas perusahaan.
2. Menjadi indikator mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya. Semakin tingga maka kemampuan perusahaan dalam mengelola modal akan semakin baik.

Rumus Return on Equity Ratio

Rumus ROE adalah sebagai berikut:
Return on Equity = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas

5. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)

Pengertian Return on Sales

Return on Sales adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keuntungan perusahaan sesudah pembayaran biaya variabel produksi (upah, bahan baku, dll) sebelum dikurangi pajak dan bunga.

ROS tinggi menunjukkan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan semakin rendah maka perusahaan melakukan pemborosan.

Fungsi Return on Sales

1. Menjadi indikator perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari pendapatan penjualan.
2. Dapat digunakan untuk memperkirakan trend dan menganalisis trend kedepan agar perusahaan menjadi lebih baik.

Rumus Return on Sales

Return on Sales memiliki rumus sebagai berikut:
Return on Sales = Laba Operasi (sebelum pajak dan bunga) / Penjualan Bersih

6. Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang Digunakan)

Pengertian Return on Capital Employed

Return on capiral employed atau biasa disingkat dengan ROCE merupakan salah satu rasio porfitabilitas yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal kerjanya.

Secara sederhana, ROCE bisa menunjukkan sebarapa banyak keuntungan yang dihasilkan dari setiap modal yang diinvestasikan oleh investor.

Semakin tinggi ROCE menunjukkan efisiensi perusahaan, sebaliknya semakin rendah ROCE maka efisiensi perusahaan buruk.

Fungsi Return on Capital Employed

1. Mengukur profitabilitas dan efisiensi dari modal kerja yang digunakan oleh perusahaan.
2. Berguna untuk membandingkan profitabilitas dalam lini bisnis perusahaan berdasarkan nilai modal yang digunakan.

Rumus Return on Capital Employed

ROCE memiliki rumus sebagai berikut:
Return on Capital Employed = Pendapatan (sebelum bunga dan pajak) / Modal Kerja

7. Return on Investment (ROI)

Pengertian Return on Investment

ROI atau Return on Investment merupakan rasio yang mengukur kinerja mengenai efisiensi investasi.

ROI ini menghitung laba atas investasi berdasarkan pembagian dari pendapatan yang dihasilkan dengan besaran modal yang ditanam.

Perhitungan ROI ini akan menghasilkan suatu pertimbangan mengenai rencana investasi pada suatu aset.

Jika ROI positif berarti menjadi indikator yang baik. Namun, jika negatif menjadi tanda yang kurang baik bagi perusahaan.

Fungsi Return on Investment

1. Dasar dalam pengambilan keputusan, baik dalam hal pembelian maupun pendanaan.2
2. Mengukur efisiensi dari berbagai aspek karena ROI memiliki sifat yang menyeluruh.

Rumus Return on Investment

Rumus ROI adalah sebagai berikut:
Return on Investment = Total Penjualan - Jumlah Investasi Awal) / Jumlah Investasi Awal x 100%)

8. Earning per Share (EPS)

Pengertian Earning per Share

Earning per Share merupakan bagian dari laba perusahaan yang didistribusikan pada setiap lembar saham yang beredar pada saham biasa.

Atau bisa juga dikatakan sebagai laba yang dibagi pada setiap lembar saham.

Indikator yang menandakan EPS baik juga cukup mudah. Jika EPS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun maka perusahaan tersebut bertumbuh baik karena laba yang dihasilkan juga meningkat.

Fungsi Earning per Share

1. Berpengaruh terhadap harga saham yang beredar.
2. Komponen utama yang digunakan untuk menghitung rasio harga pendapatan atau yang lebih umum dikenal sebagai Price Earning Ratio.

Rumus Earning per Share

EPS mempunyai rumus, yaitu:
Earning per Share = (Laba Bersih - Dividen Preferen ) / Jumlah sahm yang beredar pada akhir periode.


9. Operating Profit Margin (Margin Laba Operasional)


Pengertian Operating Profit Margin
operating profit margin adalah persentase yang menunjukkan pendapatan yang tersisa sesudah dikurangi dengan harga pokok penjualan dan juga biaya operasi.

Semakin tinggi OPM maka dianggap perusahaan mampu mengendalikan biaya operasi.

Fungsi Operating Profit Margin

1. Indikator perusahaan dalam mendapatkan keuntungan selama periode tertentu.
2. Memudahkan investor memahami kinerja perusahaan.

Rumus Operating Profit Margin

OPM mempunyai rumus sebagai berikut:
Operating Profit Margin = (Laba Operasi / Penjualan) x 100%

Semoga bermanfaat!
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar