aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

Teori Belajar Van Hiele: Pengertian, Sejarah, Aspek, Tahapan

Pengertian Teori Belajar Van Hiele, Sejarah Teori Belajar Van Hiele, Aspek Teori Belajar Van Hiele, Tahapan Teori Belajar Van Hiele
Belajar matematika bagi sebagian orang terkadang membosankan bahkan membuat malas karena metode belajar belajar yang disampaikan oleh guru tidak tepat.

Teori belajar yang kurang tepat tidak membuat siswa memahami materi malah bisa membuatnya bingung, apalagi dengan matematika.

Dalam matematika ada suatu cabang yang dinamakan geometri.

Ternyata untuk mempelajari geometri terdapat sebuah teori belajar yang bisa mempercepat pemahaman materi.

Namanya Teori Belajar Van Hiele.

Pada artikel kali ini kita akan belajar tentang teori Van Hiele.

Mari kita mulai...

Pengertian Teori Belajar Van Hiele

Teori belajar Van Hiele adalah teori belajar yang berfokus pada materi geometri agar bisa mempercepat siswa dalam memahami materi.

Menurut Wikipedia.org, geometri merupakan ilmu bangun yang merupakan cabang dari matematika dan bersangkutan dengan pertanyaan bentuk, ukuran, posisi relatif gambar dan sifat ruang.

Sejarah Teori Belajar Van Hiele


Asal muasal teori belajar Van Hiele bermula dari seorang guru matematika dari Belanda yang melakukan penelitian dalam pengajaran geometri.

Menurutnya dalam pembelajaran geometri terdapat 3 unsur yang harus diperhatikan, yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang digunakan.

Jika semua unsur diatas berpadu dan tersusun rapi, bisa membuat peningkatan individu dalam berpikir.

Teori belajar Van Hiele sendiri dikembangkan oleh Pierre Marie Van Hiele dan Dina Van Hiele-Geldof pada tahuan 1950an.

Di zaman sekarang teori belajar Van Hiele dalam pembelajaran matematika telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang baik dalam pembelajaran geometri.

Aspek Teori Belajar Van Hiele

Teori van Hiele mempunyai 3 aspek, yaitu:

1. Keberadaan level-level tersebut

Dalam teori Van Hiele terdapat 5 tingkatan dalam cara memahami geometri. Setiap tingkatan tersebut menjelaskan tentang bagaimana kita berpikir dan jenis ide geometri yang kita pikirkan dan bukan dari berapa banyak pengetahuan yang kita miliki.

2. Sifat setiap level

Kaitannya teori Van Hiele dengan pemahaman geometri, individu harus melewati setiap level secara berurutan. Sifat setiap level tersebut adalah sebagai berikut:
  • Sifat 1: Siswa tidak bisa berada di level n tanpa melalui level n-1
  • Sifat 2: Pada setiap level berpikir, apa yang intrinsik di level sebelumnya akan menjadi ekstrinsik di level sekarang
  • Sifat 3: Setiap level mempunyai simbol linguistik sendiri dan jalinan hubungannya menghubungkan simbol tersebut.
  • Sifat 4:  2 orang yang berdebat pada tahap yang berbeda tidak bisa saling memahami satu sama lain.

3. Perpindahan dari satu level ke level berikutnya

Percepatan perkembangan kognitif dalam geometri bisa dilakukan menurut Van Hiele dengan memberikan lima fase pembelajaran.
  1. Fase informasi
  2. Fase orientasi terarah
  3. Fase penegasan
  4. Fase orientasi bebas
  5. Fase integrasi

Tahapan Teori Belajar Van Hiele

1. Tahap Pengenalan

Merupakan tahapan paling awal yang berfokus pada visualisasi bangun geometri. Peserta didik melihat bangunan geometri secara menyeluruh untuk memperhatikan setiap komponen yang ada pada bangun geometri.

Tahapan ini, peserta didik belum mengamati ciri-ciri dari bangun geometri tetapi sudah mengenal nama-nama dari bangunan tersebut. Misalnya segitiga, persegi panjang, persegi dan lain bangun yang lain.

Peran guru pada tahap ini sangat penting untuk tidak memberi pelajaran mengenai sifat atau ciri-ciri karena akan membuat siswa menerima sebagai hafalan dan bukan dengan pengertian.

2. Tahap Analisis

Selanjutnya adalah tahapan analisis yang siswanya sudah mulai memahami bangun geometri berdasarkan sifat-sifat yang ada.

Siswa mulai bisa membedakan bangun geometri tidak hanya berdasarkan tampilan saja tetapi juga dengan sifat-sifatnya.

Misalnya, persegi yang mempunyai empat sisi sama panjang, memiliki empat sudut siku-siku dan mempunyai 2 diagonal yang saling berpotongan tegak lurus.

3. Tahap Pengurutan

Lalu, ada tahapan pengurutan yang merupakan tahapan dengan pemahaman yang lebih baik dari sebelumnya.

Tahapan ini membuat siswa mampu memahami hubungan antara sifat bangun geometri satu dengan sifat bangun geometri lainnya.

Contohnya, peserta didik sudah mampu memahami bahwa dalam persegi juga terdapat persegi panjang. Selain itu, siswa juga tahu bahwa jajargenjang adalah trapesium, belah ketupat merupakan layang-layang dan lain sebagainya.

4. Tahap Deduksi

Kemudian ada tahapan deduksi. Pada fase ini peserta didik mampu mengambil suatu kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat khusus.

Tahapan ini mengajarkan pentingnya peranan unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur yang didefinisikan, aksioma atau masalah dan teorema.

Misalnya, untuk membuktikan bahwa sudut-sudut dalam bangun jajargenjang adalah 360 derajat secara deduktif dibuktikan dengan memakai prinsip kesejajaran.

Pembuktian secara induktif dilakukan dengan memotong sudut-sudut bangun jajargenjang. Setelah itu, ditunjukkan semua sudut yang membentuk sudut 360 derajat dan belum tentu tepat. Sebagaimana yang diketahui bahwa pengukuran tersebut pada dasarnya mencari nilai yang paling dekat dengan ukuran yang sebenarnya.

Jadi, bisa saja salah dalam mengukur sudut jajargenjang tersebut. Sehingga pembuktian secara deduktif merupakan suatu cara yang tepat dalam matematika.

5. Tahap Keakuratan

Tahapan terakhir dan tertinggi teori belajar Van Hiele dalam matematika adalah tahap akurasi. Fase ini peserta didik telah memahami bahwa ketepatan dari prinsip dasar yang melandasi pembuktian itu penting. 

Tahap ini peserta didik sudah mengetahui mengapa sesuatu itu dijadikan dalil atau postulat. Dalam matematika kita tahu bahwa sistem deduktif itu sangat penting.

Semoga bermanfaat!
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar