aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

Masa Kekuasaan VOC: Pembentukan, Perkembangan, Pembubaran

Masa kekuasaan VOC di Indonesia mulai dari pembentukan, perkembangan, dan pembubaran
 


Masa kekuasaan VOC merupakan awal mula praktik kolonialisme bangsa Barat di Indonesia.

VOC merupakan suatu kelompok dagang yang didirikan oleh Belanda pada saat mulai memasuki Indonesia.

VOC berisikan beberapa serikat dagang asal belanda yang tergabung menjadi satu, dan pertama kali berpusat di Ambon.

Untuk memami lebih lanjut, berikut ini perkembangan VOC mulai dari pembentukan, perkembangan, dan pembubaran/runtuhnya di Indonesia.

Pembentukan VOC

Belanda datang ke Indoensia dengan maksud memonopoli perdagangan rempah-rempah. Dalam mencapai tujuannya Belanda harus bersaing dengan kongsi dagang, yaitu East India Company (EIC).

Guna menyaingi Inggris, pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (Persekutuan Dagang Hindia Timur).

Tujuan utama berdirinya VOC adalah menghindari persaingan di antara para pedagang Belanda sendiri. Berikut ini merupakan tujuan pembentukan VOC.

  • Membantu keuangan pemerintah Belanda.
  • Menyaingi pedagang-pedagang lainnya.
  • Memperkuat posisi sehingga dapat melaksanakan monopoli perdagangan.
  • Menjalankan pemerintahan sebagai wakil pemerintah Belanda di Hindia Timur.


Perkembangan VOC

VOC merupakan organisasi yang mengurusi masalah perdagangan Belanda di Hindia Timur (Indonesia). Meskipun demikian, VOC bertindak seperti sebuah negara.

Dalam menjalankan tugasnya VOC mendapat wewenang dari pemerintah Belanda berupa hak oktroi.

Hak oktroi yang dimiliki oleh VOC sebagai berikut.

  • Hak mencetak uang.
  • Hak untuk memelihara angkatan perang.
  • Hak untuk memerintah daerah yang diduduki.
  • Hak untuk melakukan perjanjian dengan raja-raja.
  • Hak untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Keberhasilan VOC berhasil mengusir Portugis di Maluku pada tahun 1605 mendorong VOC untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku.

Dalam mencapai tujuan tersebut VOC menetapkan kebijakan sebagai berikut.

  • Hingi tochten (pelayaran Hongi), yakni pelayaran pantai yang dilengkapi dengan angkatan perang untuk mengawasi para pedagang Maluku agar tidak menjual rempah-rempah ke pedagang lain.
  • Ekstirpasi, yaitu menebang tanaman rempah-rempah penduduk agar produksi rempah-rempah tidak berlebihan.
  • Contingenten, yaitu kewajiban rakyar membayar pajak hasil bumi.


Karena kekuasaanya yang semakin besar, kerajaan Belanda mengangkat seorang gubernur jendral untuk memimpin VOC. Berikut nama-nama gubernur jendral yang pernah menjabat VOC.

  • Pieter Both (1610-1614)
  • Gerard Reynst (1614-1615)
  • Laurents Reael (1615-1619)
  • J.P Coen (1619-)

Dalam perkembangannya hingga tahun 1641, VOC berhasil menggantikan posisi Portugis di Malaka.

Kekuasaan VOC berlanjut, setelah VOC berhasil memaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Perjanjian tersebut menegaskan kekuasaan VOC di Makassar.

Pembubaran VOC

Pada abad XVII dan XVIII VOC berhasil menguasai sebagaian besar wilayah Jawa dan pelabuhan-pelabuhan penting di Indonesia Timur seperti Makassar dan Maluku, hal tersebut menandai kejayaan VOC.

Dalam perkembangannya, sejak tahun 1673 VOC terlilit banyak utang. Pada saat yang sama, banyak pejabat VOC melakukan praktik korupsi.

Praktik korupsi tersebut berkaitan dengan sistem upeti dalam mekanisme pergantian jabatan organisasi VOC. Tindakan korupsi tersebut juga terjadi karena para pegawai VOC ingin memperkaya diri.

Melihat kondisi tersebut pemerintah Kerajaan Belanda mengambil alih saham dan daerah kekuasaan VOC. Tindakan tersebut dilakukan guna untuk menutup utang VOC terhadap pemerintah Belanda.

Pada akhirnya, VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1799.

 

Semoga Bermanfaat!




Related Posts

Related Posts

Posting Komentar