aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

Penjelasan Menyunting Kalimat, Frasa, Penghubung, Istilah dan Contoh

Penjelasan Menyunting Kalimat, Frasa, Penghubung, Istilah dan Contoh

Didalam sebuah paragraf terdapat penggunaan kalimat, frasa, kata penghubung, atau istilah.

Untuk memimalisir sebuah kesalahan didalam paragraf alangkah baiknya dilakukan tahap penyuntingan terlebih dahulu.

Menurut pengertiannya menyunting merupakan kegiatan mengedit, mengubah, atau merapikan susunan letak atau penggunaan bahasa dalam sebuah naskah tanpa mengubah maknanya.

Berikut ini beberapa penyuntingan yang terdiri dari kalimat, frasa, kata penghubung, dan istilah.

A. Menyunting Kalimat

Kalimat dianggap tidak tepat jika tidak efektif. Sebuah kalimat dianggap tidak efektif karena berbagai penyebab berikut.

1. Ketidaklengkapan Unsur Kalimat

Didalam kalimat minimal harus terdapat dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Jika, dua unsur tersebut tidak ada di dalam kalimat, kalimat menjadi tidak efektif.

Contoh :
Sebagai tempat membaca, harus dilengkapi dengan fasilitas memadai.

Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak menjelaskan sesuatu yang harus dilengkapi. Kalimat tersebut tidak menyertakan subjek kalimat.

Suntingan kalimat tersebut adalah Sebagai tempat membaca, perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas memadai.

2. Ketepatan Penempatan Unsur Dalam Kalimat

Unsur-unsur yang ada dalam kalimat juga harus diletakkan di tempat yang tepat. Jika, unsur-unsur diletakkan tidak sesuai pada tempatnya, kalimat menjadi tidak efektif.

Contoh :
Petani-petani sebelum ada kebijakan baru impor gula dari Pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Kalimat diatas tidak efektif dikarenakan salah meletakkan kata petani-petani. Kata petani-petani seharusnya diletakkan di belakang tanda koma.

Suntingan kalimat tersebut adalah Sebelum ada kebijakan impor gula dari Pemerintah, petani-petani tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

3. Penggunaan Unsur Kalimat Secara Berlebihan

Tidak efektifan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur-unsur kalimat secara berlebihan. Unsur-unsur berlebihan dapat berupa penggunaan kata sama arti atau tidak perlunya penggunaan kata tugas.

Contoh :
Seluruh ibu-ibu sedang mengikuti sosialisasi hidup sehat dan bersih.

Kalimat diatas tidak efektif karena pemakaian kata seluruh dan ibu-ibu menunjukkan makna jamak. Kata ibu tidak perlu diulang.

Suntingan kalimat tersebut adalah Seluruh ibu yang sedang mengikuti sosialisasi hidup sehat dan bersih atau Ibu-ibu sedang mengikuti sosialisasi hidup sehat dan bersih.

4. Pilihan Kata Tidak Tepat

Tidak efektifan kalimat juga dapat disebabkan oleh pilihan kata tidak tepat. Tidak efektifan tersebut dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau bahasa asing.

Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat.

Contoh :
Kepada yang pernah ke pantai ini pasti akan merasakan betapa segarnya udara di sini.

Kalimat diatas tidak efektif dikerenakan terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan akan. Arti kata pernah yang berarti sudah dilakukan, bertentangan dengan kata akan atau belum dialami.

Seharusnya kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaliknya dihilangkan. Jika dibenarkan, kalimat diatas akan menjadi Mereka yang pernah ke pantai ini pasti sudah merasakan betapa segarnya udara di sini.

5. Tidak Logis

Kelogisan sebuah kalimat perlu diperhatikan. Kalimat yang maknanya tidak logis akan menjadi tidak efektif.

Contoh :
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, selesailah pembangunan gapura kampung ini.

Kalimat tersebut tidak logis karena tidak mungkin hanya dengan mengucap syukur saja pembangunan gapura dapat selesai.

B. Menyunting Frasa

Dalam pengertiannya, frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat (S, P, O, Pel,dan K).

Frasa memiliki unsur inti. Inti frasa adalah unsur utama/ pokok yaitu unsur yang diterangkan (D) dan atribut pewatas yaitu unsur yang menerangkan (M).

Macam-macam frasa (berdasarkan distribusi unsur pembentuknya) sebagai berikut.

1. Frasa Eksosentris

Frasa eekosentris adalah frasa yang mempunyai penyebaran yang tidak sama dengan susurnya atau tidak memiliki inti frasa. Cirinya diawali kata depan dan kata sambung.

2. Frasa Endosentris

Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki distribusi (penyebaran) yang sama dengan unsurnya atau memiliki inti frasa.

  • Frasa endosentris koordinatif adalah frasa endosentris yang terdiri atas unsur yang setara, dapat disisipi kata dan atau.
  • Frasa endosentris atributif adalah frasa endosentris yang terdiri atas unsur yang tidak setara.
  • Frasa endosentris apositif  adalah frasa endosentris dengan atribut berupa keterangan tambahan.

C. Menyunting Kata Penghubung 

Kata penghubung merupakan kata yang menghubungkan kata, frasa, atau kalimat. Kata penghubung juga disebut sebagai konjungsi. Berikut ini merupakanm jenis-jenis kata penghubung.

1. Konjungsi Koordinatif

Contoh : dan, serta, tetapi, sedangkan, melainkan, atau.

2. Konjungsi Korelatif

Contoh :
  • baik. . . maupun . . .
  • tidak. . . tetapi . . .
  • bukan . . . melainkan . . .
  • sedemikian . . . sehingga . . .
  • entah . . . entah . . .
  • jangankan . . . , . . . pun.

3. Konjungsi Subordinatif

a. Subordinatif 'waktu'
Contoh : ketika, sejak, sambil, selagi, sesudah, sebelum.

b. Subordinatif 'syarat'
Contoh : jika, kalau, jikalau, asal, bila, manakala.

c. Subordinatif 'tujuan'
Contoh : agar, supaya, biar.

d. Subordinatif 'pengendalian'
Contoh : andaikala, seandainya, umpamanya.

e. Subordinatif konsensif
Contoh : biarpun, walaupun, meskipun.

f. Subordinatif pembandingan
Contoh : seperti, bagai, seolah-olah, seakanakan.

g. Subordinatif 'sebab'
Contoh : oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab, karena.

h. Subordinatif 'hasil/akibat'
Contoh : sehingga, sampai, maka.

i. Subordinatif 'atributif'
Contoh : yang.

j. Subordinatif 'perbandingan'
Contoh : sama . . . dengan . . . ; lebih . . . daripada . . .

k. Subordinatif 'komplementatif'
Contoh : bahwa.

4. Konjungsi Antarkalimat

Contoh :
oleh karena itu, walaupun demikian, akan tetapi, bahwasanya, sebaliknya, selain itu, kecuali itu, lagi pula.

D. Menyunting Istilah 

Penggunaan istilah dalam kalimat harus sesuai dengan konteks atau makna kalimat. Oleh karena itu, pemilihan istilah harus tepat dengan pemakaian dalam kalimat.


Semoga Bermanfaat!



Related Posts

Related Posts

Posting Komentar