aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

Sejarah Konflik Besar di Benua Eropa dan Amerika

Sejarah Konflik Besar di Benua Eropa dan Amerika

Konflik yang terjadi antar masyarakat memanglah hal yang wajar, dikarenakan pada dasarnya masyarakat yang terdiri dari individu atau kelompok memiliki pandangan dan visi yang berbeda-beda. 

Pada era kontemporer sudah muncul sebuah konflik yang terjadi di benua Eropa dan Amerika.

Konflik di Eropa dan Amerika dilatarbelakangi oleh beberapa faktor seperti sentimentasi antar ras, klaim wilayah, dan perbedaan ideologi.

Konflik di wilayah Eropa dan Amerika sebagai berikut.


1. Tragedi Kemanusiaan di Bosnia

Konflik di Bosnia terjadi pada tahun 1992 yang diawali dengan pembentukan negara Bosnia Herzegovina oleh etnik Bosnia dan Kroasia.

Pembentukan negara tersebut memicu serangan yang dilakukan oleh etnik Serbia.

Pada peperangan ini, etnik Bosnia dan Kroasia bekerja sama dalam melawan invasi yang dipimpin oleh Slobodan Milosevic di bawah pemerintahan Slobodan Milosevic, etnik Serbia melakukan invasi wilayah lain di sekitar Serbia dengan tujuan menyatukan kembali bekas wilayah Yugoslavia.

Invasi yang dikukan etnik Serbia menimbulkan perlawanan dari etnik muslim Bosnia. Pada bulan Maret 1992, etnik muslim Bosnia menyerang etnik Serbia di Sarajevo.

Akhirnya, Slobodan Milosevic memerintahkan pasukan Serbia untuk melakukan pengeboman terhadap kota Sarajevo, tidakan tersebut dilakukan untuk menghapus keturunan etnik muslim Bosnia.

Kondisi di Bosnia semakin kacau ketika etnik Kroasia bergabung dengan Serbia untuk mengambil alih wilayah Bosnia bagian selatan.

Karna suasana tak terkendali, kemudian Dewan Keamanan PBB turut berupaya mengakhiri konflik di Bosnia. Akhirnya, konflik berakhir dengan Perjanjian Daytona tahim 1995.


2. Krisis Crimea

Krisis Crimea merupakan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Rusia melakukan upaya aneksasi terhadap wilayah Crimea yang secara administratif merupakan wilayah negara Ukraina.

Rusia berupaya mengambil alih wilayah Crimea dengan motif untuk melindungi warga etnik Rusia di Ukraina.

Krisis Crimea berawal dari konflik dalam negeri Ukraina. Konflik tersebut berujung pada aneksasi Crimea yang diawali dengan peristiwa kudeta pemerintahan Presiden Viktor Yanukovych.

Setelah dikudeta oleh kelompok oposisi, Viktor Yanukovych melarikan diri ke Rusia, dan pada akhirnya Rusia dibawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin melakukan pendudukan ke wilayah Crimea.

Pada tanggal 16 Maret 2014 parlemen Crimea mengadakan referendum. Referendum tersebut menghasilkan keputusan bahwa penduduk Crimea memilih bergabung dengan Rusia dan lepas dari Ukraina.


3. Invasi Teluk Babi

Invasi Teluk Babi berkaitan erat dengan masa pemerintahan Fidel Castro. Pada tahun 1959, Fidel Castro menjadi pemimpin Kuba setelah berhasil mengkudeta pemerintahan Fulgencio Batista.

Fidel Castro kemudian memproklamasikan Kuba sebagai negara sosialis di kawasan Amerika. Pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dipimpin presiden John F. Kennedy melihat Kuba sebagai ancaman dalam bidang politik di Benua Amerika.

Hubungan Amerika Serikat dengan Kuba semakin memanas pada saat Fidel Castro menjalin kerja sama dengan pemerintah Uni Soviet sejak tahun 1960.

Pemerintah Amerika Serikat melalui CIA kemudian menyusun rencana untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro, kemudian CIA melatih dan mempersenjatai orang-orang Kuba anti Castro.

Kemudian pada tanggal 17 April 1961 CIA mendaratkan sekira 1.500 pasukan anti Castro di Bahia de Cochinos yang kemudian dikenal dengan nama Teluk Babi.

Pertempuran di Teluk Babi berakhir pada tanggal 19 April 1961 dengan kemenangan di pihak Fidel Castro. Dan para pasukan anti Castro dijatuhi hukuman karena telah berkhianat terhadap Fedel Castro.


4. Perang Malvinas

Perang di Kepulauan Malvinas terjadi pada tahun 1982. Perang di Malvinas dipicu oleh klaim Argentina terhadap Kepulauan Malvinas.

Pihak Inggris berupaya tetap mempertahankan Kepulauan Malvinas sebagai salah satu kolonialnya. Sedangkan Argentina tetap bersikukuh ingin merebut.

Akhirnya, pada tahun 1982 pecahlah perang antara Inggris dan Argentina di Kepulauan Malvinas.

Pada tanggal 19 Maret 1982 pemerintah Argentina yang dipimpin Leopold Galtieri mendaratkan pasukannya di Kepulauan Malvinas.

Kemudian, pemerintah Inggris melalui Perdana Menteri Margaret Thatcher mengirim kapal HMS Endurance untuk mengusir pasukan Argentina.

Pada tanggal 14 Juni 1982 perang antara Inggris dan Argentina di Kepulauan Malvinas berakhir. Dan pasukan Argentina mengalami kekalahan dalam peperangan.

Kekalahan tersebut berimbas pada putusnya hubungan diplomatik antara pemerintah Inggris dan Argentina.

Semoga Bermanfaat!


Oiya, bagi kamu yang ingin mengasah ingatan bisa mengikui kuis dibawah ini, gratis!

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar