aaWnxJmZI5JY8FKCUvVg7FjFvZvkz69jLNXN7cby

6 Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sejarah penting tentang peristiwa menjelang kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia melawan imprealisme.

Kita ketahui, kemerderdekaan Indonesia berawal dari kekalahan Jepang dalam perang pasifik. Satu persatu daerah kekuasaaan Jepang jatuh ke tangan sekutu.

Setelah itu, terjadi beberapa perubahan kebijakan Jepang yang menjadi awal dari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa berikut.


Janji Koiso

Pada tahun 1943 Jepang mulai mengalami banyak kekalahan dalam Perang Pasifik. Kekalahan tersebut diikuti dengan pergantian pemerintahan Pedana Menteri Hideki Tojo oleh Jendral Kuniaki Koiso.

Selanjutnya, pada tanggal 7 september 1944 Pedana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia di kemudian hari.


Pembentukan BPUPKI

Seiring munculnya janji kemerdekaan, pemerintah Jepang mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia.

Pemerintah Jepang memperbolehkan pengibaran bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang.

Kemudian, pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai pada tanggal 1 Maret 1945.

BPUPKI bertujuan untuk mempelajari hal-hal penting yang terkait dengan pembentukan negara Indonesia. Adapun tugas BPUPKI seperti

  • Membahas dasar negara
  • Membahas perundang-undangan
  • Wilayah negara
  • Serta perekonomian dan keuangan negara

Perumusan Dasar Negara dan UUD 1945

Proses perumusan dasar negara Indonesia dilaksanakan pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945.

Usulan dasar negara disampaikan oleh tiga anggota BPUPKI, yaitu Muh. Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Setelah sidang tanggal 1 Juni 1945, BPUPKI memasuki masa reses. Sebelum memasuki masa reses BPUPKI membentuk panitia kecil yang berjumlah 8 orang.

Kemudian, tanggal 22 Juni 1945 panitia kecil memprakarsai pertemuan dengan BPUPKI. Dalam pertemuan tersebut dibentuk pantian kecil lainnya yang anggotanya berjumalah 9 orang, antara lain

  1. Soekarno
  2. Moh. Hatta
  3. Muh. Yamin
  4. Ahmad Soebardjo
  5. A.A. Maramis
  6. Abdul Kahar Muzakir
  7. Wachid Hasyim
  8. Agus Salim
  9. Abikusno Cokrosuyono

Kesembilan tokoh tersebut yang sampai saat ini dikenal dengan panitia sembilan.

Panitia sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang tertuang dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.

Adapun perumusan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi agenda sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10-16 Juli 1945.

Perumusan undang-undang dasar dilakukan oleh panitia perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Dan disetujui bahwa Pembukaan UUD 1945 diambil dari Piagam Jakarta.


Pembentukan PPKI dan Pertemuan Dalat

Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk melanjutkan tugas BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan, PPKI diketuai oleh Soekarno dan Moh. Hatta sebagai wakil.

Selanjutnya, tanggal 9 Agustus 1945 Jendral Terauchi memanggil Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat ke Dalat, Vietnam.

Kemudian, pada tanggal 12 Agustus 1945 Jendral Terauchi membentuk susunan anggota PPKI dan menjelaskan bahwa Jepang akan memberikan janji kemerdekaan.


Jepang Menyerah kepada Sekutu

Pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima. Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus 1945 dilanjut kota Nagasaki yang di lumpuhkan oleh Amerika.

Keadaan tersebut menyebabkan posisi Jepang semakin terdesak. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

Berita tersebut didengar oleh golongan muda, kemudian mendesak Soekarno, Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat yang baru saja kembali ke Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Golongan muda menganggap kekalahan Jepang sebagai momentum tepar untuk merdeka karena terjadi vacuum of power atau kekosongan kekuasaan.


Peristiwa Rengasdengklok   

Peristiwa Rengasdengklok dilatarbelakangi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua, terkait dengan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.

Menurut golongan tua, kemerdekaan harus dibahas melalui rapat PPKI sesuai perintah Jepang. Namun, golongan muda tidak menyetujui hal tersebut.

Kemudian, pada tanggal 16 Agustus 1945, Golongan muda memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.

Selama di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta terus didesak oleh golongan muda. Akhirnya Soekarno setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.

Sementara itu, di Jakarta, Wikana dan Ahmad Soebardjo melakukan pertemuan mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.

Selanjutnya, golongan muda membawa Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok menjemput Ir. Soekarno dan Moh. Hatta.


Semoga Bermanfaat!

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar